BOOK REVIEW
Judul Buku :
Metodologi Penelitian Praktis
Pengarang : Dr. Ahmad
Tanzeh, M.Pd.I
Penerbit :
Teras
Kota :
Yogyakarta
Tahun :
2011
Tebal : vii
+ 178 hlm
BAB I
MENGENAL PENELITIAN
A.
Pengertian Penelitian
Penelitian
pada hakikatnya ialah merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Para
ahli mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan penelitian
atau penyelidikan terhadap suatu persoalan, baik sebagai usaha mencari
kebenaran melalui pendekatan ilmiah.
Secara
umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data
yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental,
interaktif atau non interaktif. Metode-metode itu sudah dikembangkan secara
intensif, melalui beragam uji coba sehingga sudah mempunyai prosedur yang baku.
Penelitiaan
juga dikenal sebagai usaha untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan
menguji teori. Dalam kaitannya dengan usaha pengembangan pengetahuan, Welberg
(1986) mengemukakan 5 langkah
pengembangan pengetahuan melalui penelitian, antaralain sebagai berikut:
1) mengidentifikasi masalah penelitian,
2) melakukan studi empiris,
3) melakukan replikasi atau pengulangan,
4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan
5) menggunakan dan mengevaluasi
B.
Tujuan dan Manfaat
Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian adalah aspek-aspek yang ingin diperoleh dalam melakukan penelitian.
Oleh sebab itu sangat erat kaitannya dengan jenis penelitian yang dilakukan. Tujuan
penelitian murni bakal berbeda dengan penelitian terapan, dan berbeda juga
dengan penelitian evaluasi.
Menurut V. Young
dalam Scientific Social Survey and Research dapat dipahami bahwa tujuan
penelitian adalah sebagai:
a) Menemukan fakta-fakta atau bukti-bukti baru dalam lapangan
pendidikan dan menguji fakta-fakta lama. Dengan demikian setiap fakta-fakta
yang sudah ditemukan, pada waktunya perlu di uji kembali guna memperoleh
fakta-fakta yang lebih aktual.
b) Menganalisa urutan-urutannya, antar hubungan dan
penjelasan-penjelasan sebab akibat yang muncul dalam kerangka teoritis yang ada
dalam refensi-referensi pendidikan.
c) Mengembangkan alat-alat, konsep-konsep dan teori-teori ilmiah
yang baru dalm bidang pendidikan yang mampu memudahkan validitas dan
reliabilitas studi tentang tingkah laku manusia.
Menurut
al-Ghizali, tujuan penelitian antaralain untuk mengetahui:
a) Hakekat ilmu pengetahuan menurut al-Ghazali.
b) Langkah-langkah memperoleh ilmu pengetahuan.
c) Transmisi ilmu pengetahuan dan tuhan kepada manusia.
d) Hakikat ilmu laduni dalam konteks ilmu pengetahuan lainnya
Tujuan
penelitian biasanya dirumuskan sebagai kalimat pertanyaan yang konkrit dan
jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi, dibandingkan, dikorelasikan
dalam peelitian.
2.
Manfaat Penelitian
Secara singkat bisa
dikemukakan beberapa manfaat penelitian kependidikan:
a) Hasil penelitian kependidikan dapat menggambarkan keadaan
pendidikan dan kemampuan sumber daya yang ada, kemungkinan pengembangan serta
hambatan-hambatan yang dihadapi atau dtemukan dalam penyelenggaraan pendidikan
khususnya di lokasi penelitian.
b) Hasil peneitian bisa dijadikan alat untuk mendiagnosa sebab
kegagalan serta problem yang dihadapi dalam praktek kependidikan, sehingga
tidak sulit untuk dicarikan data penanggulangannya.
c) Hasil penelitian bisa dijadikan alat untuk menyusun
kebijakan-kebijakan atau policy dalam menyusun strategi pendidikan.
d) Hasil penelitian mampu menggambarkan tentang kemampuan dalam
pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja baik secara kualitas
maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan praktek pendidikan.
Manfaat
penelitian umumnya dipilah menjadi 2 kategori, yakni teoritis/akademis dan
praktis/fragmatis. Manfaat teoritis/akademis berkaitan dengan kontribusi
tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu
pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan manfaat praktis/fragmatis berkaitan
dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian
terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.
3.
Fungsi Penelitian
a) Informasi yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan
kemungkinan yang akan terjadi untuk melewati masa berikutnya. Melalui
penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan sejumlah fenomena atau situasi
masa yang akan datang.
b) Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.
Melalui penelitian juga dapat dikendalikan peristiwa maupun
gejala-gejala. Merancang sedemikian rupa suatu bentuk penelitian untuk
mengendalikan peristiwa tersebut. Perlakuannya disusun dalam rancangan untuk
membuat tindakan pengendalian pada variabel lain yang mungkin mempengaruhi
peristiwa tersebut.
BAB II
JENIS-JENIS
PENELITIAN
A. Penelitian
berdasarkan Tujuan
Selain
berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian juga bisa dibedakan
berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuannya dibedakan antara penelitian
deskriptif, prediktif improfit dan eksplanatif. Nana Syaodih Sukmadinata
(2005:18) mengemukakan sebagai berikut:
Penelitian
Deskriptif, ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau
fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan
manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek
penelitian, seluruh kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya.
Penelitian deskriptif biasanya berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau
sesuatu populasi yang cukup luas. Dalam penelitian deskriptif bisa digunakan
pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk
angka-angka, atau pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif
kualitatif. Penelitian deskriptif bisa dilakukan pada sekarang atau dalam kurun
waktu yang singkat.
Penelitian
Prediktif, studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang
akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan hasil
analisis keadaan sekarang. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian
yang bersifat korelasional dan kecenderungan. Melalui penelitian korelasional,
selain dapat dicari korelasi antara 2 atau lebih dari 2 variebel juga dapat dihitung regresinya.
Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple bisa
diprediksi dampak atau kontribusi dari satu
atau lebih dari variable terhadap
variabel lainnya. Sebagai contoh; prediksi tentang jumlah penduduk 5 atau 10
tahun yang akan datang bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk
selama 5 sampai 10 tahun yang lalu.
Penelitian
Improftif, penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau
menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. Dalam
bidang pendidikan seperti pelaksanaan kurikulum, pembelajaran, evaluasi mata
pelajaran, program praktik laboratorium, praktik ketrampilan, bimbingan siswa,
pengawasan sekolah, layanan perpustakaan dan program pelatihan kepala sekolah,
guru maupun staf administrasi. Untuk memperbaiki atau menyempurnakan
pelaksanaan program atau kegiatan digunakan penelitian tindakan, sedang untuk
memperbaiki, meningkatkan atau menghasilkan program yang standar atau model digunakan
penelitian eksperimental.
B. Penelitian
berdasarkan Metode
Metode
Penelitian merupakan suatu metode ilmiah yang memerlukan sistematika dan
prosedure yang harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur,
komponen, yang dibutuhkan dalam suatu penelitian (Mardalis 2007:14). Sementara
Sugiyono (2003:4) menyebutkan bahwa jenis-jenis penelitian terbagi atas tujuan,
metode, tingkat eksplanasi, jenis data dan analisis.
Dan yang
akan diketengahkan di sini ialah definisi jenis penelitian berdasarkan metode
terdiri dari:
a)
Penelitian Survey
b)
Penelitian Ex Post Facto
c)
Penelitian Experimen
d)
Naturalisitk/Kualitatfi
e)
Policy Reseacrh/Kebijakan
f)
Action Research/Tindakan Aksi
g)
Penelitaian Evaluasi
h)
Penelitian Sejarah
1. Penelitian
Survey
Kerlinger
(1973, dalam Sugiyono:2003:7) menyebutkan bahawa Penelitian Survey merupakan
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, namun data yang
dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian relatif, disrtibusi, dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis.
2. Penelitian
Ex Post Facto
Sugiyono
(2003:9), Penelitian Ex Post adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang bisa menyebabkan timbulnya kejadian tersebut.
3. Penelitian
Experimen
Sugiyono
(2003:9), Penelitian Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Terdapat 4 bentuk metode experimen yaitu pre experimental, true
experimental, factorial dan quasi experimental. Sementara itu, Tuckman
(1982:128-156) menyebutkan penelitian experimen umumnya dilakukan pada
laboratorium.
4. Naturalisitk/Kualitatfi
Sugiyono
(2003:9) Penelitian Naturalistik adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti dikenal sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
5. Penelitian
Policy Research (penelitian kebijakan)
Majchrzak
(1984, dalam Sugiyono, 2003:7) mendefinisikan policy research adalah suatu
proses penelitian yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar, sehingga temuannya bisa direkomendasikan kepada pembuat
kepustusan untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
Penelitian research dimulai karena adanya masalah dan masalah ini pada umumnya
dimiliki oleh para Administrator.
6. Action
Research/Tindakan Aksi
Sugiyono
(2003:9) mengemukakan Penelitian Action Research Penelitian tindakan adalah
suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki
perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan
menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian setelah sampai pada tahap
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama
penelitian ini adalah mengubah (1) Situasi (2) prilaku, (3) Organisasi termasuk
struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata.
Sedangkan
Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar (2009:6) mengatakan Penelitian tindakan
bermaksud mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan
baru untuk memecahkan masalah di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.
7. Penelitian
Evaluasi
Suchman
(1961, dalam Suharsimi Arikunti (2009:1) memandang evaluasi sebagai suatu
proses menentukan hasil yang sudah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan
untuk mendukung tercapainya tujuan.
Selanjutnya
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:23-24) mengatakan ada
2 kemungkinan asal (dari mana) orang
untuk dapat menjadi evaluator program ditinjau dari program yang akan
dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan evaluator dapat diklasifikasikan menjadi 2
(dua) macam yaitu (1) evaluator dalam, dan (2) evaluator luar.
Evaluator
dalam merupakan petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang
dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi. Sedangkan
evaluator luar adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan
implementasi program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil
keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan
yang telah diputuskan.
Kiddler
(1981:84, dalam Sugiyono, 2003) mengatakan terdapat 2 jenis dalam penelitian evaluasi yaitu
evaluasi Formatif dan evaluasi Sumatif.
Evaluasi
Formatif merupakan evaluasi yang
dilakukan untuk mendapatkan feedback atau umpan balik suatu aktifitas dalam
bentuk proses sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas program
produk yang berupa barang atau jasa. Kualitas program produk yang berupa barang
atau jasa ditingkatkan oleh evaluasi penilaian. Sementara Evaluasi Sumatif
menekankan pada efektifitas pencapaian program yang berupa produk tertentu.
Sementara
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:43) mengemukakan bahwa
evaluasi Formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika
program masih berlangsung atau ketika program masih dengan permulaan. Tujuan
evaluasi formatif tersebut adalah untuk mengetahui seberapa jauh program yang
dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifkasi hambatan. Evaluasi
sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi Sumatif adalah
untuk ketercapaian program.
8. Penelitian
sejarah
Isaac
(1981, dalam Sugiyono:2003:10) menyebutkan bahwa tujuan penelitian sejarah
adalah untuk merekontruksi kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif
melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga
bisa ditetapkan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan. Namun demikian kesimpulan
yang diperoleh sifatnya masih hipotesis.
BABIII
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN, MENENTUKAN DAN MEMUTUSKAN MASALAH, HIPOTESIS
A.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Secara
garis besarnya, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Pembuatan rancangan.
2.
Pelaksanaan penelitian.
3.
Pembuatan laporan penelitian.
Adapun
rincian langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)
Memilih Masalah.
b)
Studi Pendahuluan.
c)
Merumuskan Masalah.
d)
Merumuskan anggapan dasar (hipotesis).
e)
Memilih pendekatan atau metode yang akan
digunakan dalam penelitian.
f)
Menentukan variabel dan sumber data.
g)
Menentukan dan menyusun instrumen serta tehnik
pengumpulan data, contohnya Observasi, interview ataupun kuesioner.
h)
Mengumpulkan data.
i)
Analisis data atau mengolah data.
j)
Menarik kesimpulan.
k)
Menyusun laporan.
B.
MENENTUKAN SERTA MEMUTUSKAN MASALAH
Masalah
penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah
kehidupan bisa menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada
kesenjangan antara yang semestinya dengan kenyataan yang ada. Antara apa yang
diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan.
1.
Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih masalah penelitian:
a)
Memiliki nilai penelitian.
Masalah yang akan di pecahkan akan bermanfaat
yang positif
b)
Memiliki Fisibilitas.
Fisibilitas artinya masalah tersebut bisa di
pecahkan atau di jawab.
2.
Rumusan Masalah Penelitian yang baik.
Rumusan Masalah Penelitian yang baik,antara
lain:
a)
Bersifat Orisinil, belum ada atau belum banyak
orang lain yang meneliti masalah tersebut.
b)
Dapat abermanfaat bagi kepentingan ilmu
pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c)
Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d)
Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang
lain terhadap masalah tersebut.
e)
Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f)
Bersifat etis, artinya tidak bertentengan atau
menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
3.
Sumber Masalah Penelitian
Sumber Masalah Penelitian, antara lain:
a)
Buku bacaan atau laporan hasil Penelitian
b)
Pengamatan sepintas
c)
Pernyataan pemegang otoritas
d)
Perasaan Intuisi
e)
Diskusi,seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
C. HIPOTESIS
1.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis ialah dugaan sementara tentang suatu
hal yang bersifat sementara dan belum dibuktikan kebenarannya secara empiris
dan ilmiah.
2.
Fungsi Hipotesis
Secara singkat, Hipotesis berfungsi sebagai
berikut:
a)
Untuk merumuskan jawaban sementara terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehubungan dengan peristiwa yang terjadi.
b)
Untuk menguji suatu kebenaran teori, pendapat
atau pertanyaan.
c)
Untuk memberi ide dalam mengembangkan suatu
teori atau pendapat.
d)
Untuk memperluas dan menjuruskan pengetahuan
dan pengertian kita terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
3.
Merumuskan Hipotesis
Hal-hal yang harus diperhartikan dalam
merumuskan hipotesis ialah sebagai berikut:
a)
Hipotesis harus berhubungan dengan teori
tertentu, maksudnya hipotesis tersebut harus didasarkan dengan teori-teori yang
sudah ada dalam literatur atau buku-buku ilmu pengetahuan.
b)
Hipotesis harus dapat diuji dengan data-data
empiris, maksudnya hipoptesis tersebut harus dapat di tes berdasarkan hasil
data-data penelitian yang terkumpul. Itulah sebabnya hipotesis tidak boleh
mengandung unsur-unsur moral, sikap, atau nilai.
4.
Jenis-jenis Hipotesis
Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada 3 macam yakni:
a)
Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja juga disebut Hipotesis
Alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X
dan Y atau adanya perbedaan antara 2 kelompok tertentu.
b)
Hipotesis Nol (Nullhyphotheses)
Hipotesis nol sering disebut hipotesis
statistik karena dalam penelitian yang bersifat statistik, yakni hipotesis yang
diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya
perbedaan antara 2 variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap
variabel Y.
c)
Hipotesis Statistik
Hipotesis Statistik yaitu Hipotesis yang
menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia atau benda) dalam bentuk
kualitatif.
BAB IV
PENGERTIAN
(SAMPLE,POPULASI,RESPONDEN,SUBYEK PENELITIAN), TEKHNIK ATAU METODE PENGUMPULAN
DATA
A. Pengertian
Sample
Sampel
merupakan bagian dari populasi yang diharapkan bisa mewakili populasi dalam
penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu
daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
1)
Harus meliputi seluruh unsur sampel
2)
Tidak ada unsur sampel yang dihitung 2 kali
3)
Harus up to date
4)
Batas-batasnya harus jelas
5)
Harus dapat dilacak dilapangan
B. Pengertian
Populasi
Populasi
atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga. Populasi dibedakan menjadi 2 yakni:
1)
Populasi sampling, contoh apabila kita
mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota
rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah
populasi sampling.
2)
Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas,
maka seluruh PNS adalah populasi sasaran.
C. Macam-macam
Tekhnik Pengumpulan data
1.
Angket (Kuesionare)
Angket merupakan daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan
penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan
angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan.
Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel
dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner ialahsebagai
berikut:
a)
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan
masalah dan tujuan penelitian, dan
b)
untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan
validitas yang tinggi.
Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam
menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan
hipotesa dan tujuan penelitian.
2.
Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan
dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur.
a)
Tes kepribadian atau personality test, adalah
tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti
self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b)
Tes bakat atau abtitude test, adalah tes yang
digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat/talenta seseorang.
c)
Tes intelegensi atau intellegence test, adalah
tes yang digunakan untuk mengadakan perkiraan terhadap tingkat intelektual
seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
d)
Tes sikap atau attitude test, yang sering
disebut dengan istilah kala sikap, adalah alat yang digunakan untuk mengadakan
pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e)
Tes minat atau measures test adalah tes yang
digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f)
Tes prestasi atau achievement test adalah tes
yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang sesudah mempelajari sesuatu.
3.
Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi yang sangat
menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan
lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail.
Oleh sebab itu dalam pelaksanaan wawancara dibutuhkan ketrampilan dari seorang
peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki
ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya
tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus
bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam
memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada 2 macam pedoman wawancara, antaralain sebagai
berikut:
a)
Pedoman wawancara tidak terstruktur, adalah
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal
ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman
wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
b)
Pedoman pewawancara terstruktur, adalah pedoman
wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list.
Pewawancara hanya tinggal memberi tanda (check).
Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan,
wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”.
Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu persatu diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan
model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang mau digali dalam
penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
4.
Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan
diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan
wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources),
diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku
harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah,
anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas,
bentuk lainnya ialah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan
dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga bisa memberikan
informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Informasi deskriptif yang berlaku
saat itu dapat diberikan dengan menggunakan foto bisa mengungkap suatu situasi
pada detik tertentu sehingga. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya
untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi
psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti
kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena
sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga bisa
dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif,
seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau
organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa
data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam
sesuai dengan kebutuhan penelitian.
5.
Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti
memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko
pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya
sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk
melakukan pengamatan. Banyak hal yang dapat kita amati di dunia sekitar kita
dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan
berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas
yang diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati tidak
mempunyai nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal
tersebut merupakan masalah yang perlu diteliti.
Observasi bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni
observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan
apabila peneliti ikut andil secara langsung, sehingga menjadi bagian dari
kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan ialah observasi yang
dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya
sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
a)
Harus diketahu dimana observasi bisa dilakukan,
apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai
lokasi?
b)
Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat
diobservasi, sehingga benar-benar representatif?
c)
Harus diketahui dengan jelas data apa yang
harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
d)
Harus diketahui bagaimana langkah-langkah
mengumpulkan data, terutama terkait dengan izin pelaksanaan penelitian.
e)
Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana
mencatat hasil observasi.
BAB V
INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA, KUESIONARE DAN PEDOMAN
TEHNIK PENGUMPULAN DATA, ANALISIS DATA
A.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan instrumen, antara lain:
1)
Mengindentifikasikan variabel-variabel yang
diteliti
2)
Menjabarkan variabel-variabel dalam beberapa
dimensi
3)
Mencari indikator-indikator setiap dimensi
4)
Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5)
Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan
instrumen
6)
Petunjuk pengisian
Hal lain
yang perlu diperhatikan supaya instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang
ingin dicapai adalah petunjuk pengisian.
Hal lain
yang perlu diperhatikan
1)
Menetapkan sebuah konstruk, yakni membuat
batasan mengenai variabel yang diteliti.
2)
Menetapkan dimensi-dimensi, yakni merumuskan
unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada sebuah kontrak.
3)
Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan,
yakni menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan, untuk
menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti.
B.
KUESIONARE DAN PEDOMAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA
1. Kuesionare
Kuesionare
dikenal sebagai daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum,
pada penelitian survai, penggunaan angket adalah hal yang paling pokok untuk
pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan
(kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk
menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan
pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh
informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang
disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut
Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai
berikut:
a.
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan
kuesioner.
b.
Mengidentifikasikan variabel yang akan
dijadikan sasaran kuesioner.
c.
Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub
variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
d.
Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan,
sekaligus unit analisisnya.
Hal lain
yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
a.
Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam
kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya
sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung
indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
b.
Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian
dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat
untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam
kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a.
Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur,
pendidikan, status dan agama
b.
Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang
menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
c.
Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang
menyangkut apa yang diketahui oleh responden
d.
Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden
menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau
dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh
peneliti, antara lain:
1)
Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap
muka dengan responden
2)
Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3)
Wawancara melalui telepon
4)
Kuesioner dikirim melalui pos.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan/menyusun kusionare,
antara lain:
5)
Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat
dipahami oleh responden.
6)
Pakailah kalimat yang pendek yang mudah
difahami.
7)
Jangan terlampau cepat menganggap bahwa
responden telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah
penelitian.
8)
Lindungi harga diri responden.
9)
Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau
tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu
hal-hal yang menyenangkan.
10)
Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau
tidak langsung.
11)
Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
12)
Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap
pertanyaan.
13)
Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan
responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
2. Pengertian
Analisis Data
Analisis
data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah
dipahami dan
bermanfaat untuk
menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian.
3. Tujuan
Analisis Data
a)
Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk
frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun
ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya.
ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya.
b)
Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang
karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini bisanya dibuat
berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis.
4. Langkah
dan Prosedur Analisis Data
a)
Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui
instrumen pengumpulan data.
b)
Tahapediting, yaitu memeriksa kejelasan dan
kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.
c)
Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan
klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat
dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.
dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.
d)
Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri
data ke dalam tabel induk penelitian.
e)
Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji
validitas dan realiabilitas instrumen pengumpulan data.
f)
Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel
frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi sentral, maupun
ukuran dispersi. tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian. (g)
Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat
apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar Pengujian
hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat
apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar Pengujian
hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
5. Macam
Analisis Data
Teknik
analisis data dalam penelitian, dibagi menjadi dua, yaitu teknik analisis data
diskriptif dan teknik analisis data inferensial. Teknik analisis data
penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskritif, yaitu
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat generalisasi hasil penelitian. Temasuk dalam teknik analisis data
statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram,
persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Sementara
itu teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistik inferensial,
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat
kesimpulan yang berlaku umum.